Permadi : Langkah SBY Tidak Sampai 2014
“Tinggal menghitung hari….,” kata Permadi, SH, ketika diminta Indiependen
untuk ‘menerawang’ prosesi kepemimpinan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY), sehubungan dengan survei internasional yang memberi
predikat Indonesia masuk dalam kategori negara berpotensi gagal. Dalam
147 negara di dunia, Indonesia berada di urutan ke 56 negara berpotensi
gagal.
Politisi dan paranormal senior ini melihat langkah-langkah SBY sudah
terseok, itu menunjukkan keseimbangannya terganggu. “Saya hakul yakin,
SBY tidak akan sampai menyelesaikan kepemimpinannya sampai 2014, jadi
tidak akan ada Pemilu di tahun itu,” kata Permadi memberi prediksi. Saya
melihat, lanjutnya, tahun ini juga SBY jatuh.
Seyakin itu ? “Ya, saya hakul yakin,” tegasnya. Yang bicara ini
Permadi politisi atau Permadi paranormal ? “Dua-duanya, spiritual dan
fakta-fakta kekinian. Tanda-tanda ke arah kejatuhan itu nampak sudah
jelas. Hari ini kita sudah tidak bisa mengharapkan sesuatu dari
pemerintahan SBY karena SBY sudah tidak punya legitimasi lagi,” jelas
Permadi.
Ditemui di tengah prosesi Haul Bung Karno ke 42 di Blitar
(21/6/012), Permadi juga memberi alasan bermuatan spiritual. Diingatkan
Permadi, ketika dilantik sebagai presiden pada periode pertama, SBY
berjanji hanya akan menjadi presiden untuk satu periode. “Itu dikatakan
SBY dengan didahului ucapan “Demi Allah,” ujar Permadi.
Tapi apa yang dilakukan kemudian ? SBY memenangi Pemilu 2009 dan
bersedia dilantik menjadi presiden untuk periode kedua. “Tuhan
bijaksana, SBY mau dua periode ya diberi. Tapi Tuhan juga memenuhi
permintaan SBY untuk satu periode saja menjadi presiden. Jadi SBY tidak
bakal tuntas menjalani periode ke duanya ini,” urai Permadi.
‘Wancine Goro Goro’
Jika sebuah negara dinilai gagal, kata Permadi, sudah jelas bahwa itu
adalah kegagalan pemimpinnya. “Gagal mensejahterakan rakyat, gagal
mengelola dan mempertahankan kekayaan alam, dan seterusnya dan rakyat
berhak meminta pertanggungjawaban pemimpin,” jelas anggota Dewan Pembina
Partai Gerindra ini.
Menurut Permadi, rakyat sudah cukup menahan diri untuk tidak marah
dalam problematikanya. Sebentar lagi rakyat akan bangkit marah meminta
pertanggungjawaban pemimpin. Sekarang, katanya, sudah bisa dilihat,
rakyat menjadi sangat reaktif, gampang marah, dan mengambil tindakan
sendiri. “Itu merupakan embrio bakal terjadinya revolusi, jawaban atas
kebuntuan persoalan yang ada. Ini sesuai dengan resep Bung Karno,” jelas
Permadi.
Pada Saat seperti itu, kata Permadi, disebut dalam Jongko Joyoboyo, sebagai goro-goro, yang sekaligus akan ditandai dengan kebangkitan alam yang marah. “Garisnya memang wancine goro-goro.
Bencana alam lebih besar dari sebelumnya akan terjadi dimana-mana. Kita
tidak bisa menolaknya,” tegas penyuka busana serba hitam ini.
Dalam goro-goro ini, jelas Permadi, harus sudah muncul Satrio Piningit, sang bakal calon pemimpin masa depan. Siapa Satrio Piiningit itu ? Permadi enggan menyebutkan. “Nanti saja kalau sudah saatnya,” kilahnya.
Dalam perspektif politik, kata Permadi, tahun 2012 ini adalah tahun sirno ilang angkaraning bumi. Artinya, segala bentuk angkara baik
yang ada di Indonesia maupun dunia, akan hancur karena perlawanan dari
bawah. “Banyak orang tidak percaya, tapi biarlah,” ujar Permadi
tersenyum.
Permadi mencoba memberi gambaran, “siapa yang membongkar kasus
Century?” Bukan polisi, bukan jaksa, tapi hanya seorang petugas
Kementerian Keuangan yang sama sekali tidak punya kewenangan apa-apa
tiba-tiba bicara. “Dan siapa pula yang membongkar kasus Nazaruddin,
kasus Hambalang, semua berawal di luar dugaan. Itu artinya ada campur
tangan Tuhan, semua angkara harus disudahi,” jelas Permadi.
Kebangkitan Pancasila
Permadi meyakini, ditandai dengan Juni sebagai Bulan Bung Karno,
adalah momentum kebangkitan kembali Pancasila dan ajaran Bung Karno.
Pancasila yang selama ini ‘termuseumkan’ harus kembali disuarakan dan
ditumbuhkan dalam hati setiap insan.
Ajaran Bung Karno yang pernah dibekukan harus segera ‘dibebaskan’
kembali oleh pemerintah. “Paham nasionlisme agar dapat diapresiasi
generasi muda sebagai dasar pembangunan karakter bangsa. Jadi,
mempelajari ajaran Bung Karno tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi,” jelas
Permadi.
Banyak contoh, kata Permadi, negara yang berhasil survive di tengah
gelombang kehancuran karena menerapkan paham yang terkandung dalam
Pancasila. Sejak Bung Karno berhasil ‘menjual’ Pancasila dalam sidang
umum PBB 1960, katanya pula, banyak negara mengadopsinya.
“Pancasila memang lebih baik dari Declaration of Independent Amerika
dan manifesto komunis di Rusia,” jelas Permadi. Karena itu, kata
Permadi mengutip pernyataan Bung Karno,” pilihlah Pancasila karena
Pancasila merupakan sublemasi tertinggi dari ideologi Amerika dan Rusia,
sebab Pancasila punya keadilan sosial dan demokrasi”.
Di mata Permadi, Pancasila telah menyempurnakan ideologi Amerika dan
Rusia. Karena itu negara-negara di Amerika Latin dan Timur Tengah juga
tak segan mengadopsi Pancasila untuk menjawab tantangan persoalan masa
kini. “Ini tanda-tanda kebangkitan kebesaran Indonesia di masa depan,
karena kehebatan ajaran BK dan Pancasila,” jelas Permadi.(CS/RD)
0 Response to "Langkah SBY Tidak Sampai 2014"
Post a Comment